Jumat, 26 April 2013

Catatan Singkat Tiga Bersaudara

Berikut akan aku ceritakan kisah tiga bersaudara yang lahir dari keluarga kecil nan miskin di salah satu desa yang berada di wilayah timur Nusa Tenggara Barat. Cerita ini akan mengawali posting di blog ini. Kisah ini merupakan perjalanan hidup ketiga bersaudara yang dilahirkan oleh kedua orang tua kandungnya, tetapi dibesarkan oleh bukan orang tua kandungnya. Cerita ini akan tersaji dalam bentuk sinopsinya saja. Bagaimana kisah ceritanya? Simaklah dengan baik. 

Adalah tiga bersaudara bernama Budi, Yadi dan Rudi. Lahir dari seorang ayah yang bernama Usman dan seorang ibu yang bernama Sadidah. Mereka adalah ketiga anak yang terlahir sama seperti anak-anak yang lainnya. Tanpa cacat, tanpa ada kekurangan baik dari segi fisik maupun dari segi mental. Mereka juga mendapatkan kasih sayang yang sama seperti bayi-bayi yang lain kala mereka lahir. Lalu apa yang menjadi catatan yang terkesan dari ketiga anak tersebut?

Sebenarnya tidak ada yang istimewa dari ketiga anak tersebut. Mereka hanyalah ketiga anak yang memang sudah ditakdirkan untuk lahir di dunia ini. Hanya saja ketika mereka lahir, seharusnya mereka berada dipangkuan bapak dan ibunya, dibesarkan, diberikan kasih sayang oleh mereka, diberikan perhatian layaknya anak-anak yang berstatus anak kandung dengan orang tua kandung. Tetapi dua di antara anak ini beberapa hari setelah lahir langsung diadopsi oleh orang lain. Sementara yang satunya masih memiliki kesempatan beberapa tahun kemudian baru setelahnya juga mendapat nasib yang sama yaitu diadopsi oleh orang lain. 

Budi

Yang merupakan anak pertama dari pasangan Usman dan Sadidah. Mengawali catatan cerita dan aku istilahkan  sebagai penambah koleksi anak-anak yang teradopsi di dunia ini. Beberapa hari ia dilahirkan, ada sepasang keluarga yang memang statusnya tidak memiliki anak, datang ke keluarganya meminta agar si Budi di besarkan oleh mereka. Kedatangan mereka pertama ditolak oleh keluarga si budi. Sementara keluarga yang dimaksud adalah kerabat (bukan orang tuanya). Akhirnya setelah kedatangannya yang ketiga, barulah ayah mereka mengeluarkan pernyataan bahwa beliau menyetujui agar si Budi di adopsi oleh sepasang keluarga yang datang tadi. 

Dibawalah si Budi ini untuk dibesarkan oleh keluarga tadi. Sepak terjang kehidupan Budi selama tinggal bersama mereka ternyata berjalan tidak lebih dari 7 tahun. Budi tiba-tiba dikembalikan oleh orang tua angkatnya tadi kembali ke pangkuan orang tua kandungnya. Entah kenapa alasannya, tapi menurut cerita bahwa Budi ternyata tidak betah tinggal bersama mereka. Sementara di pihak si Budi, baru berumur 5 tahun ia sudah mengetahui kenyataan bahwa ia hanyalah anak angkat dari sepasang keluarga tersebut. Kemungkinan hal inilah yang menyebabkan si Budi tidak betah tinggal di keluarga tersebut.

Kembalilah si Budi dan tinggal bersama orang tua kandungnya. Akan tetapi, keberadaan si Budi bersama orang tua kandungnya ternyata tidak berlangsung lama. Selang beberapa bulan setelah itu, ada kerabat dari pihak ibu kandung datang ke orang tua kandungnya dan meminta agar Budi tinggal bersamanya. Tanpa berpikir panjang, Budi langsung menyetujui tawaran dari Pamannya tersebut. Barulah bersama mereka Budi merasa betah hingga akhirnya ia menginjak usia Remaja. Bersama pamannya ia ikut menjadi tulang punggung bagi keluarga barunya itu. Ialah penentu dari segala hal yang berhubungan dengan kehidupannya di sana.

Setelah si Budi menginjak usia 23 tahun, ia memutuskan untuk menikah. Kisahnya pun berlanjut ketika ia membawa lari seorang gadis yang keberadaannya lumayan jauh dari tempat tinggalnya. Setelah dinikahkan secara sah, akhirnya si Budi bersama Istrinya hijrah untuk mencari nafkah sendiri. Hal itu ia lakukan agar ia bisa fokus di kehidupan barunya tanpa ia melupakan paman yang telah membesarkannya.

>>Bersambung

Note : Cerita ini diambil dari kisah nyata yang sengaja diberi judul Catatan Tiga Bersaudara. Jangan lewatkan untuk kelanjutan dari kisah kedua adiknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar